Rahwana

Lorentus Das Binsar
2 min readOct 30, 2021

--

“Tuhan, jika cintaku pada Shinta terlarang, mengapa kau bangun begitu megah rasa dalam sukmaku”

Kurang lebih seperti itu yang dikatakan Rahwana, sang penjahat

Dikatakan sebelumnya, Rahwana hanya mencintai satu wanita, Dewi Setyawani, yang menolaknya dan memilih melompat kedalam api untuk menhindarinya. Alkisah sang dewi bereinkarnasi menjadi Shinta, istri Rama, sehingga ketika Rahwana mengetahui, sadarlah ia bahwa karena cintanya yang begitu besar, ia harus merebutnya dengan paksa.

Sepenggal Lukisan karya Basuki Abdullah “Rahwana dan Jatayu”

Dikisahkan Rahwana harus menyamar menjadi rusa, demi memikat hati pujaannya untuk membawanya pergi, harus melawan dan membunuh Jatayu serta mempertahankan nyawanya demi hatinya. Tapi justru apa yang dilakukan Rahwana berbeda dari kata penjahat, ia tahu jika ia memaksakan nafsunya kepada Shinta, bukan cinta yang didapat namun benci. 3 tahun lamanya Shinta diperlakukan sebagai ratu, didatangi setiap hari, dibacakan puisi, diberi yang terbaik, dan sang penjahat meminta maaf karena telah menculiknya karena begitu besar rasanya. Rahwana yang perkasa, yang hebat, dan yang besar, dengan sabarnya menunggu agar tidak terluka hati sang pujaannya.

Setiap hari sang Rhaksasa mencoba, dan setiap hari juga sang Dewi menolak, sampai Shinta sendiri yang meminta agar sang penjahat merelakan dan mengembalikannya. Sadar akan keadaan, Rahwana sendiri berjanji terhadap kehormatannya akan berduel satu lawan satu dengan Rama.

Namun tentu, seperti kisah klasik putri dan pangeran, sang penjahat kalah dan mati.

Apa yang menyedihkan adalah hal selanjutnya. Shinta yang berlari ke Rama mengalami penolakan, Rama takut Shinta sudah ternodai oleh Rahwana, sampai Shinta harus melompat ke api untuk membuktikan kesuciannya, barulah ia kembali diterima Rama.

Lalu bagaimana dengan sang penjahat? Bagaimana dengan Rhaksasa yang kehilangan nyawanya karena perasaannya? Bagaimana dengan Rahwana yang kehilangan segalanya, cintanya, kerajaannya, dan hidupnya? Apa yang dirasakan olehnya selama ini, sebegitu besar perasaannya, sebegitu besar kegigihannya, dan sebegitu besar cintanya, dia hilang.

Bahkan mungkin air matanya pun bisa memadamkan api neraka.

Tulisan ini bukan yang pertama dalam tafsir kisah Ramayana, namun ini yang pertama untuk saya. Buku pertama yang membuat saya termenung dan menangis, hanya karena begitu besar kasih Rahwana, sang Rhaksasa.

Kadang saya berpikir, apa yang ingin disampaikan? Kehebatan sang pahlawan? Atau ketidakadilan untuk sang penjahat?

31.10.2021 ; 00:04 WIB

--

--

Lorentus Das Binsar
Lorentus Das Binsar

No responses yet